Kamis, 21 Oktober 2010

Mimpi itu penting lho…



If you can dream it, you can do it (Walt Disney)

Sang Bintang School (SBS)adalah mimpi kami untuk mendirikan sekolah dan melahirkan para bintang dari sini. Sangat jelas dari namanya, sekolah para bintang. Namun, dihadapkan pada realita, kami mencoba untuk realistis. Mendirikan sekolah bukan hal yang mudah, dan tentu perlu biaya yang besar pula, dan kami belum punya itu. Terbersit ide untuk masuk dan mengubah sebuah sekolah agar bisa menerapkan metode kampoenk jenius. Tapi bagaimana mungkin, pastinya terlebih dahulu akan berhadapan dengan birokrasi yang panjang, zona nyaman, dan paradigma konvensional, cuapek deh…

Semangat dan idealisme mendorong kami merangkai satu persatu bata mimpi. Mimpi itu harus segera dimulai tapi bukan dengan mendirikan sekolah, atau mengubah sekolah tapi melalui lembaga pendidikan Sang Bintang School. Bagi sebagian orang yang memulai usaha, tahun-tahun pertama adalah yang terberat. Betapa tidak, saat inilah konsistensi dan komitmen diuji, tidak adanya pembeli, susahnya mencari SDM, dan Kami pun merasakan hal yang sama tentunya. Namun yang menariknya, tahun pertama dan kedua adalah tahun yang luar biasa bagi kami, +300 peserta mengikuti program disaat bersamaan…wonderful. Kami menikmati setiap pencapaian dan masalah-masalah yang dihadapi.

Capaian tersebut, membuat kami semakin gila kerja. Tahun ke-2, bang Yun mengajak kami bermimpi lebih besar lagi. SBS akan meng’Indonesia’. Sebagai permulaannya, kami akan membuka 4 cabang baru di Kota Pontianak. Dengan gaya egaliternya yang khas bang yun berkata “Kita akan buka 4 cabang!” Penulis hanya bilang “Ok bang, gimana caranya?”. “Kita akan buka 4 cabang tanpa keluar modal sedikitpun!” ujarnya yakin. Wah…kalimat kedua ini sedikit membuat penulis melongok dan berkerut dahi. Logikanya, buka cabang keluar uang. Jangankan 4, 1 cabang saja butuh investasi yang cukup besar. If u can dream it u can do it. Kemudian kami berdiskusi lebih dalam tentang rencana ini, dan merancang tahapan-tahapannya dengan lebih detail. Kurang lebih 6 bulan kemudian, 4 cabang tersebut terbentuk!. 4 cabang ini, sesuai mimpi kami ‘mengepung’ Kota Pontianak, Martadinata (Ptk Barat), Dr. Sutomo (Ptk Kota), Siantan (Pontianak Utara) dan Sei. Raya Dalam (Pontianak Selatan) dan kemudian disusul Adisucipto (Kabupaten Pontianak). Doa dan mimpi kami benar-benar dikabulkan Allah.

4 cabang ini jadi amanah besar yang harus kami emban, kerja kami 4x lebih keras dari sebelumnya. Hari semakin tak jelas, kapan siang kapan malam, 24 jam rasanya tidak cukup. Lompatan yang begitu cepat itu, membuat kami segera mengevaluasi diri. Allah mengabulkan doa kami untuk memiliki 4 cabang, tapi hanya memiliki….kami lupa berdoa agar diberi kemampuan untuk mengelolanya secara maksimal dan sukses. Lalu bang yun bilang “mungkin doa kita kurang komplit ya”. Sejak saat itu kami sangat “berhati-hati” dengan doa-doa kami. Penulis selalu mengingatkan bang yun, jika tercuat ide baru untuk pengembangan SBS. “Bang, doanye lengkap-lengkap ye…”ujarku sambil tersenyum.

Mimpi adalah doa. Ud’uni astajiblakum, berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkankan bagimu. Janji Allah bagi orang-orang yang berdoa adalah sebuah keniscayaan untuk dikabulkan. Itu sebabnya kami tak pernah ragu bermimpi. Satu persatu mimpi itu Allah mudahkan untuk kami wujudkan. Kini kami kembali merajut mimpi yang lebih besar, Indonesia Jenius. Mimpi yang ingin dipersembahkan sebagai hadiah untuk Indonesia. Dan sekarang, mimpi itu tidak milik bang yun, tidak lagi hanya menjadi milik penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar