Kamis, 21 Oktober 2010

Kreatifitas tanpa batas


Imagination is more important than knowledge (Albert Einstein)

Kreatifitas menjadi kata yang selalu kita dengar sehari-hari. Disekolah, lingkungan kerja, dan didunia bisnis. Salah seorang pakar bisnis pernah mengatakan, untuk bersaing di era yang semakin kompetitif, kreativitas adalah kuncinya. Jika tidak kreatif maka hanya akan menunggu waktu kehancuran. Penulis mendapatkan begitu banyak pengalaman berharga tentang kreatifitas dari lembaga tempat penulis sekarang bernaung, yaitu Sang Bintang School.

Sang Bintang School, lahir sebagai bentuk perpaduan kreatifitas- pemahaman kondisi-keinginan mulia. Saat dirintis, banyak sekali rekan-rekan yang sama sekali tidak bisa berbahasa inggris meminta untuk diajari. Ya, mereka akan menyelesaikan skripsi, dan bahasa inggris adalah salah satu standarnya. Mereka baru sadar setelah kuliah, dan bisa kita terka kesadaran itupun berbalut pragmatisme sekedar untuk nilai, bukan esensi penguasaan ilmu bahasanya. Ini harus diluruskan! Dan ini fardhu kifayah ummat yang harus diselesaikan. Mengapa demikian? Sebagian besar mereka adalah muslim, dan yang semakin membuat miris, ketika membandingkan dengan saudara kita, orang-orang cina yang telah sadar tentang pentingnya ini sejak kecil, kita sungguh sangat sangat jauh tertinggal. Keinginan untuk membantu dan meluruskan hal itu, mendorong lahirnya kreatifitas-kreatifitas tanpa batas.

Sang pioneer SBS, Yunsirno memulai kreatifitas itu dengan pembelajaran bahasa inggris yang sangat singkat , hanya 6 bulan Bisa! dan kemudian 6 Minggu Bisa! ‘kita tidak punya waktu banyak menguasai bahasa ini, dan kita bisa menguasainya dengan cepat’ pikirnya. Tidak hanya itu, beban persepsi yang muncul saat belajar seperti mencatat, menghafal dan PR di hilangkan. Program ini mengharuskan siswanya untuk TIDAk mencatat, menghafal dan mengerjakan PR.

Tentu ini mengundang banyak pro dan kontra, terlebih dari para pelaku didunia pendidikan. Pernah, saat penulis berkunjung ke salah satu sekolah favorit didaerahnya, dan bertemu sang kepala sekolah yang bertitel S2 dengan membawa brosur program tersebut. Seketika itu pula penulis dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan yang tajam dan ‘menjatuhkan’ didepan para guru. ‘mana mungkin belajar hanya 6 minggu, disekolah saja 3 tahun belum cukup’. ‘sesuatu yang mustahil belajar tanpa menghafal’. ‘ini hanya bahasa marketing saja, untuk menarik perhatian’. Dengan kerendahan hati penulis menjawab pertanyaan itu, walaupun dengan sedikit ketidakpuasan dari si kepala sekolah.

Pengalaman itu penulis ceritakan bersama tim, dan ini memberikan pandangan baru bagi kami. Dua hal yang kami yakini, pertama ide gila dan aneh pasti awalnya dianggap mustahil, tidak mungkin, mengada-ada, keyakinan dan ketekunan untuk mewujudkannyalah yang akan menunjukkan bahwa itu akan menjadi hal sangat berharga kemudian. Kedua, kita tidak bisa memuaskan semua orang, maka persiapkan ruang untuk itu.

Sejak saat itu, khususnya penulis seperti tidak pernah sepi dengan ide-ide aneh. Ide terus mengalir , tidak hanya di sisi marketing, pembelajaran, pelayanan, tetapi juga pemecahan masalah. Bang yun dengan keterbukaannya selalu mengajak tim melahirkan gagasan-gagasan segar bagi bisnis baru ini. awalnya seperti ‘dipaksa’ untuk beride dan berkreatifitas, tapi kemudian menjadi hal yang mudah dan biasa. Suasana rapat seperti bukan rapat, sangat tidak formal tetapi tetap fokus pada agenda. Gelak tawa, canda selalu hadir, dan ajaibnya saat relaks itulah ide-ide muncul. Tak jarang, kami meluangkan waktu tuk rapat di tepian sungai, hutan, warung kopi. Salah satu contohnya; Nama dan Ide Kampoenk Jenius yang fenomenal, dihasilkan saat kami bersantai di dekat masjid jami’, tepian sungai Kapuas.

Thinking without the box

‘Kita harus bepikir tanpa batas’ ujar bang yun. Saat itu, sedang hangat2nya ungkapan thinking out of the box, berpikir diluar kotak. Tapi kami mencetuskan teori baru yaitu thinking without the box, berpikir tanpa kotak . Ya tanpa kotak, yang membatasi segala kemungkinan. Segala hal menjadi mungkin jika kita mau dan yakin kepada Allah, he will show us the way, right.

Ternyata pengaruh teori baru itu di otak kami sangat kuat, 6 minggu bisa ! adalah contoh nyatanya. Dengan percaya diri dan persiapan tentunya, kami melaunching program yang lebih gila, strategi marketing yang jenius, program bermanfaat seperti akademi jenius, pesantren kota dan masih banyak lagi. Prinsip ini yang menyebabkan kru SBS selalu siap dengan ide-ide dan merealisasikannya. Bahkan bang Yun punya motto khusus untuk ini, give me the problem, I’ll solve it…. Beliau yakin setiap masalah bisa dipecahkan, tinggal kita mau atau tidak berpikir sejenak untuk itu. Walhasil, kami tidak mencari masalah tapi siap jika ketemu masalah.

Penulis jadi teringat kenapa didalam Al Qur’an banyak terdapat firman yang berbunyi “ afala tatafakkarun… maka apakah kalian tidak berfikir? “ pertanyaan-pertanyaan dahsyat Tuhan, yang mengingatkan kita untuk berpikir. Jika kita mau berpikir dan bertakwa tentunya, selalu akan ada jalan keluar… maka satu kunci kesuksesan, kesuksesan hanya untuk orang-orang yang berpikir…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar