Minggu, 07 November 2010

untuk kau, aku, dan manusia-manusia itu....
by Alif Abdullah


Baru saja…

Hm…ya, ia baru saja berlalu

Saat rona menghempas di tepian

Dan berakhirnya hari ini

Maka, kenyataan mengajukan sebuah pertanyaan

Oii…apa yang membuat mu bangga hari ini…???

Mengapa kau termenung…???

Sulitkah kau mengisyaratkannya…???

Masih ingatkah dengan tumpukan kisah kegagalan…???

Ya, para penemu tua itu

Mereka yg mendapat gelar “gila”

Bahkan hampir gila sungguhan

Kini, sulit melepaskan hidup dari hasilnya

Penemuan tua

Yang hidup jauh lebih tua

Dari umur para penemu yg dikatakan gila itu

Lalu, kembali pada pertanyaan tadi

Adakah yang membuat mu bangga hari ini…???

Hm…

Kaku masih lidah mu

Hei kau yang berlidah kaku

Yang masih gundah

Ketika pertanyaan ini

Tiba padamu

Tak perlu kau mengagap kata

Atau sekilas menatap keatas

Menengadah

Dan mengarang jawaban

Merencanakan kisah akhir...!!!

Kau benar…

Itu dia, akhir nya

Merencanakan bagaimana berakhirnya

Sebagian menyebutnya

Cita-cita

Dan sebagian lagi

Lebih senang menyebutnya mimpi atau visi

Mati saja kalau tak punya

Karena hidup ini

Hanya bisa dilalui mereka yg memilikinya

Kau, aku, juga manusia-manusia itu

Silahkan tertawa…

Kalo boleh ku meminjam perkataan seorang “danang”

“tertawalah…

Toh, kenyataan hari ini adalah hal-hal remeh yang kalian tertawakan hari lalu”

Hei, tunggu…

Mengapa kau bersungut-sungut…???

Ragukah dirimu, saat ujian itu tiba

Atau, kau takut berjibaku dengan susah itu…???

Oiii…ini belum seberapa

Tidak cukup kawan…

Tak cukup kau memiliki tujuan itu

Tapi susunlah kaki-kakinya, dan bersabarlah

Bagai mana mungkin

Kau sampai pada puncak

Tanpa sedikitpun

Menyentuh dan berjibaku pada lereng itu…???

Hah…

“Surat CINTA” itu saja, sudah cukup

Cukup sebagai bukti

Ujian itu nyata dan akan datang

Yakinlah…

Ini takkan lama

Hingga saat dimama

Kau, aku, dan manusia-manusia itu akan terjerembab bersujud…

Sulit, sesak, dan sempit ini

Adalah cetakan-cetakan

Yang akan membentuk dirimu

Mental hidup yang kokoh

Maka, jalanilah

Mimpi itu…

Telah ada di ujung sana

Tetap setia menunggu

Menunggu dirimu

Menunggu kau, aku, dan manusia-manusia itu

Menunggu kita

Untuk terjerembab dalam sujud bersama

hingga dunia ini

takkan pernah cukup

dan takkan pernah bisa

menggambarnya hanya dengan tiga kalimat pada papan nisan itu

Buat, kau, aku, dan manusia-manusia itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar