Baru saja…
Hm…ya, ia baru saja berlalu
Saat rona menghempas di tepian
Dan berakhirnya hari ini
Maka, kenyataan mengajukan sebuah pertanyaan
Oii…apa yang membuat mu bangga hari ini…???
Mengapa kau termenung…???
Sulitkah kau mengisyaratkannya…???
Masih ingatkah dengan tumpukan kisah kegagalan…???
Ya, para penemu tua itu
Mereka yg mendapat gelar “gila”
Bahkan hampir gila sungguhan
Kini, sulit melepaskan hidup dari hasilnya
Penemuan tua
Yang hidup jauh lebih tua
Dari umur para penemu yg dikatakan gila itu
Lalu, kembali pada pertanyaan tadi
Adakah yang membuat mu bangga hari ini…???
Hm…
Kaku masih lidah mu
Hei kau yang berlidah kaku
Yang masih gundah
Ketika pertanyaan ini
Tiba padamu
Tak perlu kau mengagap kata
Atau sekilas menatap keatas
Menengadah
Dan mengarang jawaban
Merencanakan kisah akhir...!!!
Kau benar…
Itu dia, akhir nya
Merencanakan bagaimana berakhirnya
Sebagian menyebutnya
Cita-cita
Dan sebagian lagi
Lebih senang menyebutnya mimpi atau visi
Mati saja kalau tak punya
Karena hidup ini
Hanya bisa dilalui mereka yg memilikinya
Kau, aku, juga manusia-manusia itu
Silahkan tertawa…
Kalo boleh ku meminjam perkataan seorang “danang”
“tertawalah…
Toh, kenyataan hari ini adalah hal-hal remeh yang kalian tertawakan hari lalu”
Hei, tunggu…
Mengapa kau bersungut-sungut…???
Ragukah dirimu, saat ujian itu tiba
Atau, kau takut berjibaku dengan susah itu…???
Oiii…ini belum seberapa
Tidak cukup kawan…
Tak cukup kau memiliki tujuan itu
Tapi susunlah kaki-kakinya, dan bersabarlah
Bagai mana mungkin
Kau sampai pada puncak
Tanpa sedikitpun
Menyentuh dan berjibaku pada lereng itu…???
Hah…
“Surat CINTA” itu saja, sudah cukup
Cukup sebagai bukti
Ujian itu nyata dan akan datang
Yakinlah…
Ini takkan lama
Hingga saat dimama
Kau, aku, dan manusia-manusia itu akan terjerembab bersujud…
Sulit, sesak, dan sempit ini
Adalah cetakan-cetakan
Yang akan membentuk dirimu
Mental hidup yang kokoh
Maka, jalanilah
Mimpi itu…
Telah ada di ujung sana
Tetap setia menunggu
Menunggu dirimu
Menunggu kau, aku, dan manusia-manusia itu
Menunggu kita
Untuk terjerembab dalam sujud bersama
hingga dunia ini
takkan pernah cukup
dan takkan pernah bisa
menggambarnya hanya dengan tiga kalimat pada papan nisan itu
Buat, kau, aku, dan manusia-manusia itu
…
